Free Shoutbox Technology Pioneer

Tuesday, August 26, 2008

lyric "Syukur Alhamdulillah" Ungu

Slalu ku sakiti Engkau dengan dosaku

Kubalas sgala kebaikan Mu dengan kekurangan

Tiada...pernah...ku menyadari semuanya

Bahwa nafas yang ku hirup adalah kuasa Mu

Reff : Alhamdulillah...

Ku syukuri semua...

Terima kasih ku ya Allah

Atas indahnya hidup

Alhamdulillah...

Ku syukuri semua...

Terima kasih ku ya Robbii

Atas rahmat dalam hidupku

Slalu ku tinggalkan Engkau dalam hilafku

Ku balas kemurahan Mu dengan keburukan

Tiada...pernah ku menyadari semuanya

Bahwa nafas yang ku hirup adalah kuasa Mu

Back to Reff....3x

Saturday, May 06, 2006


Sunday, April 23, 2006

Saturday, April 22, 2006


DIN GITU LHO (ISLAM FOREVER )


"Tidak ada paksaan dalam agama", pendek kalimatnya tetapi panjang maknanya. Para Rasul Allah SWT. tidak pernah memaksa manusia untuk masuk Islam. Tapi Rasul melakukan jurus ampuh sesuai petunjuk Allah yang dengannya manusia jadi memantapkan diri untuk memilih Islam. Jurus ampunya adalah tabayyun. Tabayyun artinya penjelasan.
Din Islam menjadi pilihan hidup seseorang manakala sampai kepadanya proses tabayyun. Sang juru dakwah menjelaskan 2 jalan, yaitu Rusydu dan Ghoy. Ar-Rusydu berarti jalan yang benar, dan Al-Ghoy berarti jalan yang sesat. Lihat Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 256.
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat."
Manusia tidak perlu dipaksa untuk ber-Din, karena setiap manusia pada perinsipnya akan menerima ad-din, baik itu Ar-Rusydu maupun Al-Ghoy. Dengan kata lain, tidak ada satu orangpun manusia di dunia yang tidak ber-Din.
Apabila kita lapar, dan tahu makan itu untuk apa, maka tidak perlu dipaksa untuk makan. Karena manusia pada perinsipnya membutuhkan makan untuk kelangsungan hidupnya. "Tidak ada paksaan dalam Ad-Din" (Q.S. 2:256), maksudnya dengan kesadarannya manusia akan menentukan Ad-Dinnya karena setiap manusia pasti membutuhkan Ad-Din untuk kelangsungan hidupnya.
Anak kecil saja yang belum mengerti makan itu untuk apa, tetapi dia akan minta makan apabila terasa lapar. Bahkan dia akan minta dibelikan makanan yang diinginkannya. anya ada satu jenis manusia yang tidak mau makan, dia itu sakit dan tidak enak makan yang mogok makan karena frustasi. Jadi orang yang tidak ber-Din hanya kejadian pada orang yang sakit, orang yang sakit jiwa.
Kita jangan dulu mengaku ber-Din Islam apabila belum mengerti apa itu Din, baik Ar-Rusydu maupun Al-Ghoy. Manusia yang "aneh", apabila mengaku ber-Din Islam tapi belum jelas Ar-Rusydu dan Al-Ghoy.
Camkan! Hanya orang-orang yang sudah mengerti Ar-Rusydu maupun Al-Ghoy yang akan menentukan apakah Din Islam menjadi pilihannya atau tidak.
Kata Rasulullah saw. : "Setiap manusia terlahir dalam keadaan fitrah (suci untuk menerima tauhid), maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." Jelas sekali di sini, apabila proses menemukan Ad-Din adalah proses yang non-Islam maka dia akan memilih Ad-Din non-Islam sebagai jalan hidupnya. Juga sebaliknya.
Fa aian tadzhabuun? Mau kemana kita? Betapa memahamo hakikat Ad-Din menjadi sebuah keharusan (keniscayaan). Bagaimana mungkin kita membiarkan diri untuk menapaki Ad-Din apa adanya (baca: Islam turunan) pada hal disisi lain, misalkan urusan makan, kita baru mengkonsumsi makanan apabila sudah jelas kandungan gizinya.
Wallahu'alam...